TEMPO.CO, Jakarta – Wilayah tengah dan selatan Italia mencatat kematian 7% lebih banyak dari biasanya pada Juli setelah gelombang panas yang membakar, data kementerian kesehatan menunjukkan, sementara petugas pemadam kebakaran pada Senin, 7 Agustus, memerangi kebakaran di Sardinia serta hujan es dan banjir menghantam timur laut.
Italia berada di garis depan peristiwa cuaca ekstrem sejak gelombang panas melanda Eropa selatan bulan lalu, dengan suhu yang sangat panas menyebabkan peningkatan risiko kebakaran dan kematian.
Dalam data bulanan terbarunya, Kementerian Kesehatan Italia mencatat dampak suhu ekstrem terhadap angka kematian negara itu pada Juli dibandingkan dengan angka rata-rata yang tercatat pada periode yang sama dari 2015 hingga 2019.
Tercatat bahwa rekor suhu lebih dari 40 derajat Celcius telah menyebabkan lebih banyak kematian daripada yang diperkirakan pada populasi berusia 75 tahun ke atas.
Tingkat kematian yang meningkat terutama terlihat di kota-kota selatan seperti Bari, Catania, dan Reggio Calabria.
Sebaliknya, angka kematian di kota-kota di utara negara itu, yang kurang terpapar gelombang panas, lebih rendah dari yang diperkirakan, turun 14% dari tren sebelumnya.
Iklan
Panas telah mereda, tetapi pada Minggu petugas pemadam kebakaran mengevakuasi lebih dari 600 orang di sepanjang pantai timur pulau Sardinia.
Setelah 60 intervensi pada malam sebelumnya, pekerjaan untuk memadamkan api berlanjut di provinsi Nuoro dan Cagliari, kata petugas pemadam kebakaran, Senin.
REUTERS
Pilihan Editor: Peserta Jambore Dunia Korsel Jadi Korban Pelecehan Seksual, Bagaimana dengan RI?
Quoted From Many Source